Pages

Subscribe:

Minggu, 04 Maret 2012

Inikah Album Baru Iwan Fals ?

Pernah dengar lagu Iwan Fals yang ada lirik begini “lebih baik Soeharto dijadikan Mummy dan didudukkan di kursi” ?. Atau pernah dengar bait lirik lagu Iwan Fals yang ini “wakil rakyat bahenol, perutnya ngejendol”, juga “demokrasi pancasila bukan milik kaum jelata” ?. Bagi penggemar berat setidaknya pernah mendengarkan lagu Iwan Fals dengan lirik diatas. Lagu yang kualitas audionya ndak karuan, aransemen musiknya kadang amburadul, suara vocal Iwan yang cempreng dan fals (dalam arti sebenarnya). Lalu dimanakah mendapatkan album berisi lagu-lagu itu. Cari ditoko tidak ada yang jual, tapi kok liriknya banyak beredar? Itu kan menandakan lagu-lagu ‘ghaib’ Iwan Fals itu ada bentuk fisiknya dan bisa didengarkan.

Mari yuk mari, sedikit ulasan tentang lagu ‘ghaib’ berikut ini dan hubungannya dengan album baru Iwan Fals. Hehehe.., istilah 'ghaib' ini kadang bikin ane ngakak, bos.. :D


Tulisan ini terinspirasi ketika saya ngumpul dengan kawan-kawan yang bukan penggemar fanatik Iwan Fals. Mereka ini sekedar suka dengan lagu-lagu Iwan Fals itupun yang ngetop saja, tidak begitu mendalami dunia per-fals-an. Maka opini mereka tentang Iwan saya anggap netral dan tidak memihak. Beda kalau saya kumpul dengan sesama penggemar berat Iwan Fals, pasti semua lagu Iwan dianggap enak, bahkan suara kentut Iwan andai bisa direkam pasti disetel berulang kali atau bahkan dijadikan ringtone hp mereka... hahaha..



Sewaktu ngumpul itu mereka rata-rata bertanya ke saya, album baru Iwan Fals itu yang mana?. Saya bilang album Tergila-Gila terbitan Falcon Music adalah album terbaru Iwan Fals yang rilis akhir 2011 yang lalu. Begitu saya putar lagu unggulannya, eeh lha kok ekspresi wajah mereka datar-datar saja, seperti tidak ada yang menarik dari lagu itu. Beberapa menyarankan saya untuk mengganti album tersebut, mboseni katanya.. Saya pun juga ndak begitu asik dengan album ini.

Untuk menghangatkan suasana, lantas saya coba putarkan lagu-lagu dari album sebelumnya berjudul Keseimbangan yang rilis tahun 2010. Album yang sampai tahun 2012 ini ternyata juga baru diketahui mereka. Keseimbangan adalah album Iwan Fals tahun 2010 yang diproduksi dan diedarkan sendiri oleh manajemen Iwan Fals dengan label Fals Record. Tidak dijual ditoko-toko rekaman dan tidak ada promosi khusus di media, wajar tidak banyak yang tahu. Lagu-lagu dari album tersebut saya putar menemani obrolan dimalam itu. Satu lagu, dua lagu tampak ekspresi kawan-kawan masih datar, beberapa malah seperti tidak peduli sama lagu-lagu Iwan Fals itu dan lebih asik ngobrol sambil makan pisang goreng. Topik obrolan malah membahas penampilan Iwan Fals yang sekarang jauh lebih rapi, tidak seperti Iwan Fals dulu yang mereka kenal dengan rambut gondrong, kumis, jenggot, urakan, slengekan dan menjadi icon perlawanan.

Track demi track berlalu tanpa sedikitpun komentar, hingga akhirnya terdengar intro musik keroncong dan mengalunlah sebuah lagu. Mendadak semuanya terdiam dan mendengarkan lagu itu sampai habis. Seorang kawan bahkan sampai terbatuk-batuk, oh bukan karena lagu itu, ternyata dia keselek pisang goreng.. :P

“Lha, ini baru keren.. liriknya mantab.. Ini baru Iwan Fals..!”, itu komentar yang muncul hampir bersamaan.

Lagu itu berjudul Jendral Tua. Menurut mereka hanya lagu itulah yang terasa ‘Iwan Fals-nya’ dari segi lirik dibanding track lainnya dalam album Keseimbangan. Padahal bagi saya beberapa lagu lainnya juga asik. Tuh kan, pendapat penggemar beda-beda.

Lalu iseng saya putarkan lagu-lagu non komersil Iwan Fals. Lagu-lagu itu adalah rekaman lagu Iwan Fals yang tidak diedarkan dan tidak dijual entah apa alasannya, namun pada kenyataannya lagu-lagu itu ‘bocor’ ke penggemar. Lagu-lagu non komersil Iwan Fals itu rata-rata kualitas suaranya ‘menyedihkan’ akibat berulang kali digandakan.

Awalnya tidak ada respon, namun dipertengahan lagu semua terheran-heran dan kagum.

“Ini lagu Iwan Fals yang mana lagi, ini baru lagu..!”, itu tanggapan mereka pertama kali saat mendengar lagu yang dikomputer tertulis berjudul Oh Indonesia.


Kekaguman mereka bertambah saat berturut-turut mengalun lagu Curiga, Maling Budiman, Nyanyian Sopir, Sketsa Setan Yang Bisu, Lagu Sedih, Joned, Pukul 2 Malam, Kembali Ke Masa Lalu, Resiko, Genangan Hujan, Kabinet Kutil, Demokrasi Otoriter, Imelda Mardun, Mesin-Mesin Pembunuh dan sebagainya. (kalo mau baca liriknya, search aja ya diatas)

Judul-judul itu sebagian adalah pemberian fans, karena memang tidak diketahui apa judul aslinya maka penggemar Iwan Fals memberi judul sendiri menyesuaikan dengan lirik lagunya. Lagu-lagu ‘ghaib’ non komersil itu rata-rata berlirik kritis.

Dan kemudian bersahutan komentar menanggapi lagu-lagu antik itu.

“Lagu-lagu keren seperti ini kok tidak diedarkan ya, sayang banget...!”

“Liriknya cadas men, sumpah gahar.....!”

“Ini baru Iwan Fals yang asli.... yang di album tadi Iwan Fals palsu.. hahaha... !”

mesin2 pembunuh
Komentar kawan-kawan saya ini setidaknya menunjukkan bahwa Iwan Fals yang mereka kenal adalah penyanyi lagu-lagu kritis. Iwan Fals bagi mereka adalah Iwan yang menulis lirik ‘to the point’ tanpa banyak permainan kata-kata yang njelimet. Begitu ada lagu Iwan dengan lirik yang wajar meski lagunya enak tetap tidak mendapat nilai lebih bagi mereka. Iwan Fals yang mereka kenal adalah penyanyi dengan gaya bernyanyi ceplas-ceplos serta yang ngetop dengan lagu Bento, Bongkar, Wakil Rakyat dan Umar Bakri. Pada masa kejayaan lagu-lagu itulah yang membuat Iwan Fals mendapat stempel sebagai simbol pemberontakan, dan cap itu masih ada sampai sekarang. Makanya banyak orang yang bertanya-tanya kenapa Iwan Fals kini lebih dikenal sebagai penyanyi lagu cinta oleh generasi sekarang.

Pertanyaan serupa sempat dijawab Iwan Fals saat jumpa pers konser di Jogja pertengahan Februari 2012 kemarin. Saat itu ada wartawan yang bertanya kenapa lagu-lagu Iwan sekarang tidak kritis seperti dulu dan cenderung bertema cinta. Iwan Fals menjawab bahwa lagu-lagu yang diciptakannya dulu masih relevan dengan kondisi saat ini dan sudah banyak media-media yang mengkritisi kondisi sosial saat ini, jadi apalah arti seorang Iwan Fals dibanding media yang banyak itu. Iwan Fals pada saat itu juga menyampaikan bahwa sebenarnya lagu-lagu pada album-album barunya ada beberapa yang bertema kritik sosial namun tidak diekspose, contohnya lagu Negara (album 50:50 tahun 2007) dan sebagainya.

Nah, membaca pernyataan Iwan Fals itu saya pribadi mikir stok lagu kritis Iwan buanyak banget seperti pada koleksi lagu ‘ghaib’ ini, itupun kita juga belum tahu berapa banyak lagu-lagu Iwan Fals yang ‘extra ghaib’ yang masih terkunci rapat di gudangnya tidak terjamah penggemar. Jadi Iwan Fals tidak perlu bikin lagu baru lagi, cukup edarkan saja lagu-lagu non komersil ini.. beres sudah problem kerinduan fans. Meski pada kenyataannya ada beberapa lagu yang awalnya adalah lagu 'ghaib' kemudian dirilis ulang dengan aransemen baru dan masuk kedalam album seperti lagu Asik Nggak Asik, Para Tentara, Sepakbola, dsb.

Bersamaan dengan khayalan itu saya ingat komentar serupa dari salah satu kawan,

“Iwan Fals kan punya label sendiri, kenapa tidak dikumpulkan master lagu-lagu ‘ghaib’ ini trus diedarkan secara resmi. Bisa jadi berapa paket Album nih.. apalagi dicetak terbatas dalam sebuah edisi ekslusif...!”. 

“Iwan tidak perlu repot-repot mengaransemen ulang lagu-lagu ‘ghaib’ nya. Biarkan dirilis ulang seperti apa adanya malah terlihat antik...”

Saya cuma manggut-manggut saja dalam hati, iya kalau masternya masih ada, lha kalau sudah dibuang gimana?. Dan maklum biasanya ngomong itu lebih mudah daripada pelaksanaannya. Yang pernah saya baca dari Tiga Rambu (manajemen Iwan Fals) dalam sesi tanya jawab di wall facebooknya, bahwa untuk menerbitkan sebuah album itu banyak persyaratan teknisnya, seperti ijin dan lain-lain. Belum lagi biayanya dan sebagainya.

“Ah, kalau mereka mau dan punya niat pasti bisa terwujud.. itu cuma masalah teknis tok, itu bisa diselesaikan asal ada keniatan serius....!. Kalau bicara masalah biaya, logikanya siapa sih yang tidak mau jadi sponsor Iwan Fals, perusahaan mana yang tidak ngiler jadi sponsor Iwan.. Paling dari pihak Iwan saja yang kebanyakan syarat ini itu.....”, komentar seorang kawan ketika saya pernah ngobrol masalah ini dengannya.

Wow, untuk komentar terakhir itu saya cuma bisa mesam-mesem saja sambil mengiyakan dalam hati.

Ya, mungkin saja pihak Iwan Fals sudah berpikir untuk mengedarkan album berisi lagu-lagu ‘ghaib bin antik’ Iwan Fals ini, atau mungkin sedang dalam proses? Atau malah sama sekali tidak terbesit dipikiran mereka? Saya tidak tahu, karena saya tidak pernah les privat jadi paranormal yang semuanya tukang tipu itu.. :)

Oh Indonesia
Setidaknya lagu-lagu antik Iwan Fals itu memang istimewa. Meski kualitas suara yang beredar jauh dari indah, namun tetap saja diburu banyak penggemar. Lirik-liriknya itu lho yang ‘mengerikan’. Dan penggemar yang mendengarkan lagu ini meski cuma sebatas audio saja bisa melamunkan bayangan tentang sosok Iwan pada masa itu yang sangar, sesangar lagu-lagunya. Bicara masalah ini, saya baru inget dulu pernah post artikel serupa, coba baca di artikel BOOTLEG IWAN FALS.

Lagu-lagu ‘ghaib’ Iwan Fals itu berdasarkan berbagai informasi berasal dari barang ‘colongan’. Misalnya saat Iwan tengah tampil live menyanyikan sebuah lagu baru, lantas ada yang diam-diam merekamnya dengan perangkat sederhana lalu disebar untuk kalangan terbatas. Juga ada yang mengatakan saat Iwan Fals sedang latihan lagu itu ada person yang merekam dan hasil rekamannya bocor. Lalu info lainnya mengatakan itu lagu-lagu yang sudah selesai direkam serius di studio dan sudah mixing lantas tidak lulus seleksi saat ditawarkan kepada label dengan berbagai alasan atau sekedar buat demo untuk dokumentasi pribadi Iwan Fals. Nah, hasil rekaman studio dengan format full band itu ‘dicolong’ atau entah apa sebab awalnya lalu beredar dikalangan terbatas juga.

Imelda Mardun
Dari situlah kemudian rekaman versi ‘colongan’ awal itu saling digandakan dan digandakan lagi seterusnya hingga hasil akhir yang banyak tersebar adalah kualitas rekaman yang buruk dan penuh desis. Sampai ada beberapa lagu ‘ghaib’ yang hampir tidak bisa didengar lirik yang dinyanyikan, namun penggemar tentu mengenali karakter vocal Iwan dengan baik sehingga tidak diragukan lagi kalau penyanyinya adalah Iwan Fals. Bocornya lagu-lagu Iwan Fals dan perilaku penggandaan ini kebanyakan terjadi pada jaman jayanya pita kaset di tahun 80 sampai 90-an. Lagu yang direkam dalam pita kaset kalau digandakan berkali-kali tentu kualitasnya akan turun terus menerus. Beda dengan format digital yang bisa lebih baik mempertahankan kualitas suaranya.

Juga mungkin salah satu penyebab bocornya banyak lagu-lagu demo Iwan Fals ini karena begitu dekatnya Iwan Fals dengan penggemar saat itu. Menurut beberapa kawan penggemar super berat, pada masa itu Iwan Fals suka ‘pamer’ lagu baru kepada penggemarnya. Pada masa itu pula Iwan Fals dikenal sangat dekat dengan penggemarnya dan mudah ditemui. Beda dengan sekarang yang kalau ingin menemui Iwan Fals sekedar minta tanda tangan atau foto bersama harus membuat janji dahulu dengan manajemen jauh hari sebelumnya.

Itulah opini yang berkembang tentang peredaran lagu-lagu 'ghaib' Iwan Fals ini. Saya tidak tahu kebenaran pastinya, namun pernyataan seperti itu sudah beredar luas dikalangan fans selama bertahun-tahun.

Terlepas dari semua itu, andaikata masternya memang ada dan lagu-lagu ini berhasil diedarkan secara resmi dengan kualitas audio yang lebih bagus, tentu akan disambut gembira oleh para penggemar. Apalagi belakangan ini lagu-lagu non komersil Iwan Fals sudah bukan harta karun berharga lagi. Terlalu banyak fans 'murah hati' didukung dengan teknologi share informasi yang makin mudah, sehingga untuk memburu lagu-lagu tersebut tidak perlu perjuangan keras. Kalau jaman saya dan kawan-kawan seperjuangan dulu, memburu lagu antik Iwan Fals susahnya setengah mati bahkan sampai berdarah-darah makan waktu dan biaya serta kadang ngemis-ngemis sampe wuelek... hehehe.. Sekarang? tinggal klik beres :(.

Kalau masalah lirik yang terlalu extrim, mungkin pada masa lalu itu akan jadi kendala, dan saya rasa untuk ukuran sekarang sudah bukan halangan lagi, entah kalau perasaan saya salah. Bicara mengenai itung-itungan bisnis, waah saya ndak ngerti boss. Setahu saya bisnis itu ya harus untung meski kecil, setidaknya balik modal. Walau faktanya tidak sedikit pebisnis yang baik hati dan mau sesekali rugi hanya untuk kepuasan konsumen semata.

Dan ini kabar gembira buat penggemar. Pada pernyataannya, Iwan Fals sekarang memang sedang mempersiapkan album baru yang entah seperti apa, dan Iwan Fals sendiri telah memberi sinyal akan memasukkan lagu 'ghaib' kedalam album terbarunya nanti (berdasar press confrence konser Jogja 18 Feb 2012). Kita tunggu saja album baru Iwan Fals, semoga benar-benar terasa 'Iwan Fals' nya seperti yang diharapkan.

Akhir kata, yeeee, apa salahnya berharap, cuma ya sebaiknya ndak terlalu berlebihan, kalau ndak terwujud malah-malah ente-ente bisa edan.. hehehe. Masak sih gara-gara Iwan sampai ada yang edan...?.. tahu sendirilah jawabannya... :P

Ikan Teri Gule Jerapah, Minum Madu Sendoknya Amblas
Iwan Nyanyi Pake Harmonika, Album Baru Semoga NgeFals
pantunnya maksa ya.. hehe biarin :P (sb)

Gambar+lirik kreasi JamesDoel
----------------------------------------------

BONUS

Ini adalah tulisan dari seorang sahabat iwanfalsmania.com yang berprofesi sebagai kolektor merangkap pengamat musik, dan maniak siomay. Ternyata dia juga merindukan Iwan Fals yang ‘Iwan Fals’. :)


LOST TAPE IWAN FALS


Pernahkah Anda mendengarkan suara cempreng?
Pernahkah Anda mendengarkan lagu yang sudah rilis tapi batal diedarkan?
Pernahkah Anda mendengarkan mutu rekaman yang super jelek?
Pernahkah Anda mendengarkan suara yang "turun-naik" seperti kaset kusut?
Pernahkah Anda mendengarkan suara live dimana suara penonton lebih dominan?

Yah sepertinya CD ini yang anda idamkan selama ini, semua pertanyaan diatas sudah terjawab (mudah-mudahan).

Berisi lagu-lagu super langka yang direkam dari pita kaset biasa penuh NOISE bahkan direkam dan di mixing dengan alat seadanya, lagu yang akan edar bahkan batal diedarkan dan ada juga yang sudah kita dengar dalam bentuk aransemen ulang....

Cover album dibuat sangat sederhana berwarna vintage dan ada lumuran darah diatas serta gambar lama sang empunya lagu, ini mengingatkan perjalanan si penyanyi yang penuh "intimidasi" penuh "semangat" dan "pemberontakan" saat itu. Semoga saja orang-orang disekeliling atau si empunya tidak melupakan hal tersebut.

Lama kita memimpikan album seperti ini dimana keliaran seorang Iwan Fals saat bernyanyi, saat memainkan musik yang penuh "semangat" sampai berurusan dengan aparat keamanan.

Seperti itulah... [abd] aerbening.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar